Minggu, 12 November 2017

GERAI 7-ELEVEN DI INDONESIA (ULISAN PENGANTAR BISNIS#)

PENGANTAR BISNIS
GERAI 7-ELEVEN DI INDONESIA



Disusun Oleh :
Nama          : Dinda Rizky Amalia
   Kelas   : 1EB18
  NPM  : 21217751





UNIVERSITAS GUNADARMA
PTA 2017/2018




BAB I
PENDAHULUAN

Kehadiran 7-Eleven di Inonesia menunjukan bahwa pemain baru tetap dapat memiliki kesempatan dalam mengembangkan bisnisnya meskipun situasi industri ritel Indonesia yang sangat penuh dengan persaingan. Sejak dibukanya gerai 7-Eleven di pada tahun 2009 hingga tahun 2010 telah menunjukan bahwa ini awal yang baik untuk bisnis ritel ini. Namun Manajemen PT Modern Internasional Tbk (MDRN) akan menutup seluruh gerai 7-Eleven yang di bawah anak usaha perseroan yaitu PT Modern Sevel Indonesia. Penutupan seluruh gerai 7-Eleven di Indonesia mulai dilakukan 30 Juni 2017.




BAB II
ISI

PT Modern Sevel Indonesia menutup seluruh gerai 7-Eleven pada 30 Juni 2017 lalu. Pihak manajemen menyatakan ada beberapa alasan pihaknya menutup gerai tersebut, seperti menyelamatkan lini bisnis lain, keterbatasan sumber daya untuk menunjang ongkos operasional, hingga faktor regulasi pemerintah.
Sepanjang kuartal I-2017 kinerja keuangan Sevel sangat jeblok. Pada periode tersebut perusahaan mengalami kerugian sebesar Rp447,9 miliar. Angka tersebut berbanding terbalik dengan kondisi perseroan di kuartal I-2016 yang masih mampu membukukan laba sebesar Rp21,3 miliar. Akibat penutupan seluruh gerai tersebut pihak manajemen juga memberhentikan sebanyak 1.200-1.300 karyawan.
Akademisi dan praktisi bisnis, Rhenald Kasali, angkat bicara mengenai penutupan gerai 7-Eleven di Indonesia. Ia menilai ada berbagai faktor dapat membuat bisnis alami kemunduran. Terkait penutupan gerai 7-Eleven ada kabar yang menyebutkan kalau bisnisnya terlalu cepat besar, tidak merespons kebijakan, dan konsep nongkrong yang gagal.
PT Modern Internasional Tbk melalui anak usahanya PT Modern Sevel Indonesia mengelola gerai 7-Eleven dengan konsep berbeda dari bisnis minimarket lainnya. Mereka menyediakan fasilitas wifi, berbagai macam makanan ringan, dan kopi. Fasilitas ini mendorong masyarakat terutama anak muda betah nongkrong di gerai 7-Eleven. Konsep ini pula yang membuat sejumlah minimarket lainnya meniru model bisnis 7-Eleven.
Oleh karena itu, Rhenald menilai konsep nongkrong yang gagal itu kurang pas. Lantaran PT Modern Internasional Tbk melalui anak usahanya PT Modern Sevel Indonesia (MSI) mampu mencetak penjualan mencapai Rp 1 triliun pada 2012.



BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
     7-Eleven ini kurang mempertimbangkan kemampuan ritelnya dengan segala persoalan yang dapat mejantuhkan kapan saja ritel tersebut. Kurangnya penguasaaan bisnis dalam segala hal yang dapat memberikan laba pada  ritel ini, sehingga menjadikan ritel ini bangkrut di Indonesia.

3.2 Saran
     Sebaiknya ritel ini memahami kembali tentang penguasaan bisnis dan cara mempromosikan kemasyarakat tanpa merugikan pemilik, pelayan dan pelanggan.



BAB IV
REFERENSI

http://bisnis.liputan6.com/read/3004430/memetik-pelajaran-dari-kasus-gerai-7-eleven-di-indonesia



Tidak ada komentar:

Posting Komentar